Laporan Non-Farm Payroll (NFP) mengukur jumlah pekerjaan baru yang diciptakan di semua sektor ekonomi kecuali sektor pertanian, pemerintahan, rumah tangga, dan organisasi nirlaba, yang diterbitkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) setiap bulannya. Sebagai indikator utama pasar tenaga kerja, NFP memiliki pengaruh signifikan terhadap pasar keuangan dan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).
Biasanya, bersamaan dengan laporan NFP ini, juga akan dirilis laporan Tingkat Pengangguran dan Pertumbuhan Upah Rerata per jam. Kedua laporan terakhir ini juga penting untuk diperhatikan karena ikut serta dalam mengetahui kondisi pasar tenaga kerja secara lebih luas.
Tingkat Pengangguran mengukur jumlah tenaga kerja yang aktif mencari pekerjaan namun belum mendapatkan perkerjaan (diukur dalam persentase). Sementara, Pertumbuhan Upah Rerata per jam mengukur besaran tekanan inflasi dari sisi upah.
Hubungan NFP dengan Kebijakan The Fed
Bank Sentral AS atau Federal Reserve memiliki mandat ganda: menjaga stabilitas harga (inflasi) dan memaksimalkan lapangan kerja. Oleh karena itu, data NFP sangat penting dalam pengambilan keputusan suku bunga.
Laporan NFP yang positif atau kuat menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan tinggi sehingga pasar tenaga kerja dapat dikatakan kuat atau solid. Sehingga banyak warga AS yang menerima upah sehingga memberikan potensi tekanan harga (inflasi) menjadi naik. Terlebih jika pertumbuhan upah juga meningkat maka uang yang beredar di ekonomi menjadi lebih aktif.
Nah, jika kondisi ini yang terjadi, maka bank sentral akan bersiap untuk menaikan suku bunga atau kebijakan pengetatan untuk mengendalikan inflasi.
Sebaliknya, laporan NFP yang negatif atau lemah menunjukkan pertumbuhan pekerjaan melambat sehingga pasar tenaga kerja terindikasi melemah. Terlebih jika pertumbuhan upah tidak berubah maka akan memberikan indikasi tekanan harga yang lemah dan ekonomi yang cenderung lemah juga.
Kondisi ini akan memberikan pertimbangan bagi bank sentral untuk melakukan kebijakan pelonggaran moneter, salah satunya dengan menurunkan suku bunga agar ekonomi kembali bertumbuh.
Komponen | Perkiraan | Sebelumnya |
Average Hourly Earnings (m/m) | 0.3% | 0.4% |
Non-Farm Employment Change | 120K | 139K |
Unemployment Rate | 4.3% | 4.2% |
Jumlah pekerja nonpertanian AS meningkat sebesar 139.000 pada bulan Mei, tetapi angka pada bulan Juni diperkirakan akan melambat menjadi 120.000. Perlambatan yang diantisipasi ini mencerminkan tanda-tanda pasar tenaga kerja yang mendingin, karena bisnis tetap berhati-hati di tengah kondisi keuangan yang lebih ketat dan momentum ekonomi yang lebih lambat.

Skenario Terbaik untuk Bank Sentral (The Fed):
1. Menahan Suku Bunga (Hold)
Karena inflasi tidak menunjukkan lonjakan dan pasar tenaga kerja melemah, Fed punya ruang untuk menjeda kenaikan suku bunga dan melihat perkembangan selanjutnya.
Ini akan memberikan waktu bagi ekonomi untuk menyesuaikan diri, terutama menghindari over-tightening.
2. Bias Dovish
Meski belum langsung memangkas suku bunga, data ini dapat mendorong The Fed mengadopsi komunikasi yang lebih dovish, seperti membuka peluang penurunan suku bunga jika tren pelemahan berlanjut.
Selanjutnya, dengan laporan inflasi utama seperti CPI dan PCE yang juga melemah, maka kombinasi dengan NFP ini bisa mendorong penurunan suku bunga lebih cepat dari ekspektasi pasar.
CME FEDWatch Tool
CME FEDWATCH TOOL – PELUANG BERSYARAT PERTEMUAN KEBIJAKAN | ||||||||||
TANGGAL PERTEMUAN | 200-225 | 225-250 | 250-275 | 275-300 | 300-325 | 325-350 | 350-375 | 375-400 | 400-425 | 425-450 |
7/30/2025 | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 19.1% | 80.9% | ||||
9/17/2025 | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 17.5% | 75.7% | 6.8% |
10/29/2025 | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 12.0% | 57.3% | 28.6% | 2.1% |
12/10/2025 | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 9.1% | 46.3% | 35.5% | 8.6% | 0.5% |
1/28/2026 | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 4.0% | 25.6% | 41.5% | 23.6% | 5.0% | 0.3% |
3/18/2026 | 0.0% | 0.0% | 0.0% | 2.2% | 15.7% | 34.2% | 31.8% | 13.5% | 2.5% | 0.1% |
4/29/2026 | 0.0% | 0.0% | 0.6% | 5.9% | 20.8% | 33.5% | 26.7% | 10.4% | 1.8% | 0.1% |
6/17/2026 | 0.0% | 0.3% | 3.3% | 13.4% | 27.2% | 30.1% | 18.6% | 6.1% | 1.0% | 0.0% |
7/29/2026 | 0.1% | 1.3% | 6.5% | 17.8% | 28.1% | 26.4% | 14.6% | 4.5% | 0.7% | 0.0% |
9/16/2026 | 0.4% | 2.8% | 9.9% | 20.9% | 27.6% | 22.9% | 11.6% | 3.3% | 0.5% | 0.0% |
10/28/2026 | 0.7% | 3.5% | 11.0% | 21.6% | 27.1% | 21.8% | 10.7% | 3.0% | 0.4% | 0.0% |
12/9/2026 | 0.4% | 2.2% | 7.5% | 16.7% | 24.6% | 24.3% | 15.9% | 6.6% | 1.6% | 0.2% |
Menurut Alat CME FedWatch, bahwa pasar mengantisipasi hingga 80,9% peluang FED untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakan bulan Juli dan baru akan memangkas suku bunganya mulai pertemuan kebijakan September sebesar 25 bps.
Bank sentral juga diperkirakan akan menurunkan suku bunga hingga 3,75% hingga akir tahun ini, yaitu September, Oktober dan Desember.
Indeks Dolar
Tren pelemahan dolar AS berpotensi berlanjut dengan pengaruh dari skenario terbaik bagi Bank Sentral, dimana diperkirakan rilis angka NFP yang lemah sehingga membuka peluang bagi bank sentral untuk memangkas suku bunganya. Secara struktural, yield dolar akan menurun membuat investor beralih menuju asset dengan yield lebih baik/tinggi dan indeks dolar akan menurun sebagai respon terhadap outlook kebijakan pelonggaran moneter.
Namun patut diwaspadai jika pelemahan NFP dianggap sinyal resesi yang terlalu dalam, maka pelemahan dolar AS akan terbatas sebab investor akan beralih menuju dolar AS sebagai asset safe haven.
